Friday, 28 June 2013

Menerapkan "Strategi Bisnis yang Baik"


Dalam dunia bisnis dengan tingkat persaingan yang ketat dan lingkungan yang dinamis, strategi merupakan kunci dari pencapaian keunggulan bersaing dan keberhasilan sebuah bisnis. 

Pemilihan strategi merupakan fokus utama dari top manajemen. Tidak jarang perusahaan meminta bantuan konsultan top dengan biaya besar untuk merumuskan strategi. Untuk menjalankan strateginya perusahaan pun rela mengerahkan sumberdaya dan investasi yang tidak sedikit.


Proses implementasi strategi juga seringkali mengharuskan perusahaan mengubah bisnisnya, mengakuisisi kompetensi baru, mengubah proses bisnis dan struktur organisasi yang  semuanya memerlukan waktu yang tidak singkat.

Saat ini BUMN juga sedang melakukan transformasi bisnis dan organisasi besar-besaran. Dengan terjadinya perubahan yang drastis di industri ICT (information and communication technology), Indosat dan Telkom telah bertransformasi menjadi perusahaan yang jauh berbeda.


Terkait dengan perkembangan ICT, hampir semua bank besar telah menerapkan e-banking. Bogasari telah berhasil mengubah bisnisnya dari hanya sebagai produsen tepung terigu menjadi industri pangan yang terintegrasi.

Berbagai upaya dalam pengimplementasikan strategi bisnis seharusnya juga dapat memberikan hasil yang baik bagi kinerja perusahaan.  Sebagian perusahaan memang telah memetik buah manis dari penerapan strategi yang baru.  Namun banyak juga yang gagal karena strategi yang dipilih tidak tepat dan tidak efektif.

Kegagalan strategi membawa dampak negatif yang besar bagi perusahaan seperti  alokasi sumberdaya dan investasi yang sia-sia, kehilangan momentum untuk memanfaatkan peluang bisnis, kehilangan kepercayaan pelanggan, kehilangan kepercayaan diri, bahkan bisa menurunkan citra dan reputasi perusahaan.

Banyak perusahaan terpuruk karena menerapkan strategi yang tidak tepat.  Oleh karena itu betapa pentingnya mempertimbangkan pemilihan strategi secara matang dan seksama.

Memilih strategi

Berbagai metode tersedia untuk mengembangkan alternatif strategi seperti metode SWOT Matrix, BCG Matrix, GE Matrix, IE Matrix, SPACE Matrix, Porter Generic Strategy, Ansoff Growth Strategy dan sebagainya.

Namun masih terbatas metode yang tersedia untuk memilih dan mengevaluasi alternatif strategi. Salah satu metode yang sering saya gunakan sebagai konsultan strategi bisnis adalah metode yang diperkenalkan oleh Rumelt.
Rumelt memperkenalkan 4 kriteria untuk mengevaluasi baik buruknya strategi, yaitu consonance, advantage,  feasibility, dan consistency. 

Consonance adalah kemampuan strategi dalam memanfaatkan peluang bisnis dan mengatasi ancaman yang muncul di masa yang akan datang. Sebagai contoh strategi pengembangan produk baru Astra dengan memproduksi beragam jenis kendaraan keluarga, merupakan strategi yang tepat untuk meraih peluang peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia yang membutuhkan kendaraan keluarga yang murah dan andal.

Advantage adalah kemampuan strategi dalam  memanfaatkan keunggulan dan meminimalisasi kelemahan perusahaan. Sebagai contoh strategi BRI yang tetap fokus melayani sektor UKM sangat sesuai dengan keunggulan dan pengalaman BRI dalam kredit mikro.

Feasibility adalah sejauhmana implementasi strategi didukung oleh sumberdaya (finansial, SDM, organisasi, sistem, budaya) dan kemampuan perusahaan untuk berubah. Sebagai contoh Indosat berhasil bertransformasi dari international carrier manjadi full network service provider karena didukung oleh sumberdaya dan manajemen perubahan yang baik.

Consistency adalah sejauhmana strategi bisnis dijabarkan ke dalam program implementasi dengan baik.  Program implementasi meliputi penurunan sasaran tingkat perusahaan ke dalam sasaran tingkat divisi, departemen fungsional, unit kerja, sampai individu.

Strategi perusahaan juga perlu dijabarkan ke dalam strategi fungsional, program fungsional, kegiatan unit kerja, dan kegiatan individu. Perusahaan juga perlu menyusun program kerja yang menunjang program stratejik, misalnya program restrukturisasi organisasi, program pengembangan kompetensi SDM, program pengembangan sistem, dan sebagainya.

Implementasi strategi

Sebaik apa pun strategi yang dipilih tidak ada artinya jika implementasinya buruk.  Bisa jadi strategi yang sebenarnya baik menjadi buruk jika implementasinya buruk. Strategi yang baik akhirnya dinilai dari kemampuan mencapai sasaran dan visi yang telah ditetapkan berdasarkan koridor misi dan kebijakan perusahaan.

Untuk implementasi strategi tidak cukup hanya dengan menyusun action plan dan menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan. Agar implementasi strategi dapat berjalan dengan baik, perusahaan harus melakukan perubahan aspek organisasi lainnya seperti struktur, sistem, komposisi dan kompetensi SDM, kompetensi organisasi, gaya kepemimpinan, bahkan budaya perusahaan.
Jadi strategi yang baik tidak dapat dipisahkan dari manajemen perubahan yang baik.

Untuk memiliki strategi yang baik selain diperlukan konseptor strategi yang baik, juga pemimpin perubahan yang efektif.  Pemimpin perusahaan harus mampu berperan sebagai pemimpin perubahan. Di tingkat pelaksanaan, pemimpin perubahan perlu didukung oleh para talenta yang menjadi agen perubahan.

Dalam Pilkada DKI yang lalu para analis menyatakan bahwa Foke adalah seorang konseptor yang sangat baik dan Jokowi adalah seorang pemimpin perubahan yang efektif.
Saat ini Jakarta membutuhkan pemimpin yang dapat melakukan perubahan secara signifikan, sehingga warga Jakarta memilih Jokowi. Tinggal bagaimana sekarang Jokowi mampu membuktikan bahwa dia adalah seorang pemimpin perubahan yang telah lama ditunggu warga Jakarta.


Oleh :  (Ir. Triono Saputro, MSi. Direktur Konsultansi PPM Manajemen
           TRI@ppm-manajemen.ac.id  / manajemenppm)




(catatan : Artikel diatas diambil agar berguna bagi para pembaca terutama putra-putri Bangsa, Tidak ada tujuan lain selain itu, salam sukses bpk. Ir. Triono Samputro,MSi.)