hidangan surga ku lepeh tak bersengaja
berlari ku...menembus ilalang tinggi bertajam pisau
berpetak umpat bersama kebodohan yang hebat
(2) ketika muara keikhlasan kering
berpautlah pada pijakkan kokoh milik tuhan
hirup udara hening sebening kanvas sang pelukis
tutun warna menjingga di hatiku
(3) wajah penyair satu-satu patah
menggugurkan kalimat serta bahasa keagungan syair
tapi semesta mengalah pada rasa
coba menderu-deru di atas kepasrahan
(4) kini,....simak hatiku mengental bagai darah sang penanti mati
memucat jiwa separuhku
menghenti sesaat nadi yang lalu masih berpacuh
aku hilang; menelan keangkuhan
(Ari setiadi / 2010)