Entah kenapa tiba-tiba istri saya meminta saya untuk mengulas sedikit topik menarik tentang Qadha dan Qadar, saya jadi berpikir apa mungkin ini karena saya secara tidak sadar telah sedikit melupakan tentang rukun iman yang satu ini, Allah memang maha baik, mungkin melalui istri saya Allah ingin mengingatkan saya, terlebih belakang ini saya agak sedikit berburuk sangka kepada Allah jika saya di timpa sedikit kesulitan hidup, saya seperti melupakan tentang ketetapan yang Allah tetapkan buat saya dalam hidup ini yang memang sudah di tentukan jauh sebelum saya lahir, mari sejenak kita memahai lebih dalam tentang Arti dari Qadha dan Qadar.
Arti Beriman Kepada Qadha dan Qodar
Rukun iman yang keenam adalah mempercayai adanya qadha dan qodar.
Qodha artinya ketentuan atau keputusan Allah kepada mahluknya yang akan
terjadi baik di dunia maupun di akherat, sedangkan qodar ádalah segala
sesuatu ketentuan atau ketetapan Allah yang telah terjadi atas
mahluknya. Pendek kata qadha ádalah rencana Allah yang akan terjadi
sedang jika rencana tersebut sudah terjadi menjadi kenyataan pada diri
mahluknya disebut qodar. Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah di
tentukan qadha oleh Allah, sebagaima dijelaskan dalam Q.S. Al Hidayat
ayat 22 yang berarti:
“ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di Bumi dan ( Tidak pula )
pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh
) sebelum kami menciptakannya, Sesungguhnya yang demikian itu ádalah
mudah bagi Allah.”
Jadi arti beriman kepada Qodha Qodar Allah artinya mempercayai dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menetapkan Qadha dan Qodar mahluknya
yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelum
keberadaan atau kelahiran mahluk tersebut.
Ciri – ciri beriman kepada Qodha dan qodar:
Orang yang percaya pada Qodha dan qodar Allah tidak akan pasrah tanpa
berbuat sesuatu, karena merasa nasibnya sudah ditentukan Allah. Sebab
manusia tidak akan tahu apakah takdirnya itu muallaq atau mubram sebelum
dia berusaha keras dan berdo’a untuk mendapatkan keinginannya. Dalam
Q.S. Ar Ra’du ayat 11 Allah Berfirman yang artinya :
“ Sesunnguhnya allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
Adapun Hikmah beriman kepada Qada dan Qadar Antara lain Sebagai berikut
Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan
sesuai dengan ketentuan allah Swt. Meningkatkan ketakwaan kepada allah
swt Menumbuhkan sikap perilaku terpuji serta menghilangkan sikap
perilaku tercela, dan yang paling penting adalah dapat membawa keiklhlasan pada yang mempercayainnya atau mengimaninya.
Ada sebuah hadist yang berbunyi sebagai berikut, yang artinya:
Dari Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata: Suatu saat saya berada dibelakang nabi shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: Wahai
ananda, saya akan mengajarkan kepadamu empat perkara: Jagalah Allah,
niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada
di hadapanm. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu
memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah
sesungguhnya jika suatu umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat
kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat
sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan
mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena
telah diangkat dan lembaran telah kering. (Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shahih).
Berapa besar ketergantungan seseorang
kepada selain Allah baik dalam hatinya maupun dalam angan-angannya, maka
sebesar itu pula ia telah menjauhkan diri dari Allah untuk bergantung
kepada sesuatu yang tidak kuasa memberinya manfaat atau kerugian. Begitu
juga takut kepada selain Allah.
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam menegaskan dengan sabdanya : “Ketahuilah, sekiranya
semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka
hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah
tetapkan untuk dirimu”.
Begitu pula dalam hal kerugian, “niscaya
tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk
dirimu”. Inilah yang disebut iman kepada taqdir.
Iman kepada taqdir adalah wajib, baik taqdir yang baik maupun yang buruk. Apabila seorang mukmin telah yakin dengan hal ini, maka apa perlunya dia meminta kepada selain Allah atau memohon pertolongan kepada yang lain. Begitu pula jawaban Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada malaikat Jibril ketika ia bertanya kepada beliau saat berada di langit (ketika mi’raj) : “Apakah engkau membutuhkan pertolongan?” Beliau menjawab : “Kalau kepadamu tidak”.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
“Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering”,
menguatkan keterangan tersebut diatas, maksudnya tidak berlawanan dengan
apa yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kemudian sabda beliau : “Ketahuilah
sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan
menyertai kesusahan dan kesulitan”, maksudnya beliau mengingatkan kepada
manusia di dunia ini, terutama orang-orang shalih bahwa mereka itu
selalu dihadapkan kepada ujian dan cobaan sebagaimana firman Allah :
“Sungguh Kami pasti memberi cobaan kepada
kamu sekalian dengan sesuatu berupa rasa takut, kelaparan, berkurangnya
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan gembirakanlah orang-orang yang
bersabar, yaitu mereka yang bila ditimpa musibah, mereka berkata :
‘Sungguh kami semua adalah milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nyalah
kami kembali’. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan limpahan
karunia dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang
terpimpin”. (QS. 2 : 155-157)
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu pastilah dipenuhi pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az Zumar : 10)
Maha suci Allah yang telah menentukan segala kebaikan untuk kita semua, bukan ketentuan allah yang menurut kita buruk sehingga kita mendapat kesulitan hidup, namun bukan kah keimanan akan Allah uji dari setiap hamba-hambanya yang terbaik, mana yang bertaqwa dan mana yang tidak, Maha besar Allah yang mengetahui isi hati.